angka keberuntunganmu hari ini

4326

Jumat, 05 April 2013

Sedikit pengalaman Bersama Selamat Group

Post ini merupakan pendapat pribadi, bukan untuk mempromosikan Salah satu PO maupun merendahkan PO lainnya.

Selamat Group ( dulu Sumber Group ) merupakan sebuah Perusahaan Otobus yang beroperasi di jalan Antar Kota Antar Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Awalnya PO ini memiliki nama Sumber Kencono. Tetapi, karena terlibat dalam beberapa insiden kecelakaan dan sering "diberitakan" sebagai pihak yang salah,  akhirnya PO ini menganti namanya dengan Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu.

Awalnya saya tidak begitu mengenal PO ini, karena kota tempat tinggal saya bukan merupakan jalur yang dilewati oleh trayeknya. Saya mengenal PO ini dari cerita beberapa teman yang mengatakan bahwa PO ini merupakan salah satu bis yang "banter". Seiring dengan santernya pemberitaan di media yang mengekspose insiden kecelakaan yang melibatkan bis Sumber Kencono, saya mulai penasaran.

Semakin lama, pemberitaan di media terkesan semakin menyudutkan PO ini, bahkan ada yang mengisukan bahwa ijin trayek PO ini akan dicabut. Beruntung isu pencabutan trayek tersebut tidak terjadi dan PO ini muncul dengan armada baru yang bernama Sumber Selamat. Tidak lama kemudian, muncul lagi armada dengan nama Sugeng Rahayu seiring dengan mulai ditinggalkannya nama Sumber Kencono. Pemberitaan di media yang menyudutkan, isu pencabutan ijin trayek dan pergantian nama ternyata tidak juga menyurutkan kesetiaan para pelanggan Selamat Group. Mereka tetap memilih untuk naik bis ini walaupun di dalam sudah penuh sesak. Sebuah pertanyaan muncul di benak saya "kenapa orang - orang masih menjadikan bis ini sebagai pilihan dalam beprgian, padahal ada banyak PO lain yang beroperasi di trayek yang sama. apa yang menjadi nilai lebih dari PO ini ?". Saya mulai tertarik untuk mencari tau, karena memang dari awal saya meyakini bahwa PO ini tidak seperti yang diberitakan di media.

Ada teman yang mengatakan bahwa PO ini memberikan potongan tarif bagi orang yang menjadi pelanggan ( langganan ) setia. Ya, memang PO ini memiliki tarif langganan yang lebih murah dari tarif normal, tapi saya kira jawabannya bukan itu. Karena PO lain juga ada yang memberikan tarif langganan kepada pelanggan mereka. Ada yang mengatakan bis ini "banter" jadi lebih cepat sampai. Tapi sekali lagi, menurut saya bukan ini alasannya, karena cepat tidaknya bis untuk sampai di tujuan dipengaruhi berbagai faktor. Dan dengan kemacetan di jalan raya sekarang ini, selisih antara cepat dan lambat menjadi tidak terlalu jauh.

Akhirnya saya memutuskan untuk mencari jawaban itu sendiri, yaitu dengan mencoba menaiki PO ini dalam perjalanan jarak dekat, Surabaya - Mojokerto PP. Saya mendapati bis Sumber Selamat sedang bersiap di jalur keberangkatan, saya langsung naik ke bis ini. Masuk ke dalam bis, saya langsung mencium aroma pengharum ruangan. Lalu saya melihat kursi dan lantai bis yang bersih. Saat mencoba kursi penumpang, saya mulai menemukan jawaban dari pertanyaan saya diatas. Kursi penumpang Selamat Group terasa nyaman dan jarak antar kursi lebih lebar dari PO lain. Setelah saya hitung, Kursi di armada Selamat group 1 baris lebih sedikit dari PO lain, hal inilah yang menjadikan jarak antar kursi lebih lebar, sehingga nyaman bagi penumpang. saat bis berjalan, sopir lumayan ngebut, tetapi tidak ngawur. Kondektur yang menarik ongkos pun ramah. Bukti dari keramahan kondektur bis yang saya tumpangi ini terlihat saat ada penumpang yang mabuk perjalanan dan muntah, kondektur langsung meminta maaf kepada penumpang jika ada yang terkena muntahan. Satu lagi, semua kru selamat group berseragam, sehingga mudah dikenali. Selanjutnya tidak banyak yang bisa saya ceritakan, karena hanya perjalanan jarak dekat.

Saat perjalanan kembali ke Surabaya, saya memutuskan untuk kembali menaiki armada Selamat Group. Cukup lama saya menunggu, sampai akhirnya ada 1 armada non ac yang lewat. Disini saya melihat 1 kejadian yang menyentuh, sang kernet membantu seorang kakek yang kesulitan pada saat akan turun dengan ramah. Kejadian ini semakin menguatkan pendapat awal saya, Selamat Group merupakan salah satu PO yang memiliki manajemen, armada, dan kru yang baik, terlepas dari "pemberitaan" media yang menyudutkan  dengan anggapan bahwa PO ini mengabaikan keselamatan dan kenyamanan penumpang hanya demi mengejar setoran. Logikanya, jika PO ini mengabaikan keselamatan penumpang, kenapa sang kondektur mau membantu penumpang saat turun ( saya pernah melihat di PO lain, seorang nenek dimarahi oleh kondektur karena tidak bergegas turun saat sudah sampai di tujuan ). Saya memutuskan untuk menunggu armada berikutnya ( sebenarnya cukup menyesal tidak ikut yang non ac, mengingat armada non ac dari Selamat Group sudah langka ). Akhirnya datang juga armada yang saya tunggu, Sugeng Rahayu ac. Sama seperti sebelumnya, kondektur bis ini juga ramah. dan kali ini sang sopir tidak terlalu memacu kendaraannya terlalu kencang, walau begitu, bis ini masih bisa menyalip beberapa bus yang ada di depannya. 

Dari perjalanan Surabaya - Mojokerto PP ini, saya menemukan apa yang menjadi nilai lebih dari Selamat Group yang menjadi alasan para penggemarnya untuk tetap setia menjadi pelanggan. Dan sekaligus membenarkan pendapat saya, bahwa insiden kecelakaan yang melibatkan oleh PO ini bukan semata disebabkan oleh kesalahan dari pihak Selamat Group tetapi lebih kepada etika berkendara masyarakat yang sudah mulai luntur.
Tetapi sekali lagi, Post ini merupakan pendapat saya pribadi. Karena pada kenyataannya di lapangan, semua PO memiliki penggemar sendiri - sendiri, tentu saja dengan alasan mereka masing - masing. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Graduate

"Graduate", adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "lulus". Post saya kali ini akan membahas tentang hal yang berhubungan dengan kelulusan.

Dalam hidup ini, ada banyak sekali hal yang berhubungan dengan kelulusan. Lulus ujian, lulus tes, lulus pendidikan dan masih banyak lagi. Baru - baru ini, tepatnya tanggal 26 Maret 2013 merupakan hari yang bahagia bagi sebagian mahasiswa Universitas Airlangga. Karena pada tanggal itu mereka akan dinyatakan telah menyelesaikan masa pendidikan di Universitas Airlangga dan dinyatakan lulus. Diantara mahasiswa yang lulus tersebut, ada 2 orang kawan kami di PSTP. mereka adalah Reasita dan Ivo.

Keduanya lulus secara "prematur", mungkin kata itu yang tepat untuk menggambarkan kelulusan mereka yang setengah tahun ( 1 semester ) lebih cepat dari waktu normal untuk mahasiswa program Diploma 3. Ada perasaan senang karena melihat 2 kawan kami ini tersenyum menyambut saya bersama rekan satu angkatan lain lengkap dengan baju toga yang menjadi impian bagi setiap mahasiswa untuk segera memakainya. Seolah waktu berputar membawa saya ke masa diawal kami baru memasuki bangku kuliah. Teringat jelas momen perkenalan kami di kelas, mengerjakan tugas di perpustakaan, rapat di depan gedung C, hingga berbagai kegiatan yang telah kami lakukan bersama. tiba - tiba waktu memutar kembali dan mengembalikan saya dari ingatan masa awal kuliah ke Airlangga Convention Center tempat berlangsungnya prosesi wisuda. Di depan kawan - kawan saya yang sedang berfoto bersama merayakan kelulusan. Saya tersenyum dan turut bergabung dalam kegiatan foto.

Disamping perasaan senang karena sudah ada kawan kami yang lulus, ada juga perasaan sedih. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Tidak terasa kami sudah semester 6. Sebentar lagi, satu persatu dari kami akan mengikuti jejak Reasita dan Ivo, menyelesaikan studi kami dan dinyatakan lulus. Kami sedih karena masa - masa kuliah itu segera berlalu. Hal itu sudah mulai kami rasakan, di semester 6 ini saya hanya mengambil 4 mata kuliah ( termasuk Tugas Akhir ). Sebagian besar dari kami juga kurang lebih sama, hanya mengambil beberapa mata kuliah. Imbasnya, intensitas kami untuk bertemu di kampus menjadi berkurang. Kami yang dulu sering tidak masuk kuliah atau bahkan malas untuk sekedar datang ke kampus, sekarang menjadi ingin sering - sering berada di kampus. Bahkan saya beberapa kali ikut masuk ke kelas yang sebenarnya sudah saya ambil di semester awal. Hal itu saya lakukan karena pada saat kuliah inilah kami bisa berkumpul, berbagi cerita, selebihnya, kami lebih banyak dipisahkan oleh urusan pribadi masing - masing.

Tapi, waktu akan terus berputar. Kilatan blitz kamera membuyarkan lamunan saya. Saya sadar, dalam waktu dekat ini akan tiba giliran kami untuk diwisuda. Masih ada banyak waktu untuk merekatkan kembali kekeluargaan kami. Karena itu saya yakin, walaupun kami sudah diwisuda dan melanjutkan perjalanan kami yang mungkin tidak akan searah, kami tetap ingat bahwa kami satu keluarga, PSTP 2010 dan satu keluarga besar PSTP UNAIR.