Surabaya di mataku
Surabaya, adalah salah satu kota besar di Indonesia, Ibukota Propinsi Jawa Timur. sebagai kota besar, Surabaya mampu memikat ribuan orang untuk mencari rejeki di sana. tetapi bukan itu yang membuatku menyukai kota ini. Lebih dari itu, surabaya adalah kota keduaku, 28 tahun ayahku bekerja disana sejak aku belum dilahirkan, bahkan sejak masih bujang ayahku sudah mencari nafkah di surabaya. oleh karena itu sejak kecil pikiranku sudah penuh dengan semua hal yang berhubungan dengan kota surabaya, mulai dari kemacetan, suhu udara yang panas, suporter sepakbola yang fanatik, 3 perguruan tinggi negeri ternama (Unair, Unesa, dan Its), mall - mall yang megah, sampai dengan
Seiring berjalannya waktu, mulai timbul keinginan untuk mengunjungi kota Surabaya. keinginanku terwujud pertama kali tahun 2004, waktu aku masih
kunjungan keduaku ke kota ini adalah dalam rangka mewujudkan mimpiku untuk tinggal di kota ini dan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri. akhirnya mimpi itu terwujud, walaupun harus bersusah payah mengikuti berbagai tes masuk perguruan tinggi negeri. aku diterima di program studi teknisi perpustakaan (PSTP) UNAIR *wow*. ya, akhirnya aku bisa merasakan sendiri bagaimana tinggal di surabaya setelah kurang lebih 17 tahun hanya mendengar cerita dari ayah. tapi semua sudah berbeda, yang pertama dari segi usia, aku sudah lulus SMA, sudah mulai berfikir dewasa, dan kedua, ayahku sudah tidak mencari nafkah di kota ini lagi, tahun 2008 beliau mengundurkan diri dari pabrik dan bekerja di Ponorogo. di kujunganku yang kedua inilah aku mulai belajar tentang hidup, aku mulai mengenal bagaimana berbaur dengan orang - orang baru dengan berbagai latar belakang budaya, mngenal bagaimana kehidupan anak
tak terasa sudah setahun lebih aku tinggal di surabaya, kota impianku sejak kecil. dimataku surabaya adalah rumah kedua setelah Ponorogo. di kota inilah aku belajar, di kota inilah aku mengenal kalian, di kota inilah proses pendewasaanku berlangsung. satu kata "walaupun berbeda, tetap satu cinta "Surabaya".