angka keberuntunganmu hari ini

Minggu, 30 Oktober 2011

Surabaya di mataku

    Surabaya, adalah salah satu kota besar di Indonesia, Ibukota Propinsi Jawa Timur. sebagai kota besar, Surabaya mampu memikat ribuan orang untuk mencari rejeki di sana. tetapi bukan itu yang membuatku menyukai kota ini. Lebih dari itu, surabaya adalah kota keduaku, 28 tahun ayahku bekerja disana sejak aku belum dilahirkan, bahkan sejak masih bujang ayahku sudah mencari nafkah di surabaya. oleh karena itu sejak kecil pikiranku sudah penuh dengan semua hal yang berhubungan dengan kota surabaya, mulai dari kemacetan, suhu udara yang panas, suporter sepakbola yang fanatik, 3 perguruan tinggi negeri ternama (Unair, Unesa, dan Its), mall - mall yang megah, sampai dengan  gang dolly tugu pahlawan dan jembatan merah yang terkenal.
    Seiring berjalannya waktu, mulai timbul keinginan untuk mengunjungi kota Surabaya. keinginanku terwujud pertama kali tahun 2004, waktu aku masih polos, belum begitu mengerti karena masih kelas 6 sd. pertama kali menginjakkan kaki di kota ini bersama ibu dan adikku (ayahku masih bekerja di pabrik) aku kagum dengan kota ini. memang benar kata ayah, kota ini sungguh jauh berbeda dengan Ponorogo kampung halamanku. saking besarnya kota ini, ibuku harus naik angkot berkali - kali untuk sampai di kontrakan ayah (pertama kali turun di terminal purabaya, bungurasih, sidoarjo, kontrakan ayah di sidotopo wetan (surabaya utara) kebayang kan jauhnya), belum lagi harus bertanya ke orang untuk mencari alamat *ayu ting ting mode : on*. well, akhirnya kami sampai di kontrakan ayah, lebih tepatnya kamar, karena hanya berukuran 3x5m. dalam kunjungan pertamaku ke surabaya ini (3 hari) aku dikenalkan dengan kebun binatang surabaya, tunjungan plaza, dan giant margorejo. setelah itu, baru 6 tahun kemudian aku bisa mengunjungi kota ini lagi.
    kunjungan keduaku ke kota ini adalah dalam rangka mewujudkan mimpiku untuk tinggal di kota ini dan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri.  akhirnya mimpi itu terwujud, walaupun harus bersusah payah mengikuti berbagai tes masuk perguruan tinggi negeri. aku diterima di program studi teknisi perpustakaan (PSTP) UNAIR *wow*. ya, akhirnya aku bisa merasakan sendiri bagaimana tinggal di surabaya setelah kurang lebih 17 tahun hanya mendengar cerita dari ayah. tapi semua sudah berbeda, yang pertama dari segi usia, aku sudah lulus SMA, sudah mulai berfikir dewasa, dan kedua, ayahku sudah tidak mencari nafkah di kota ini lagi, tahun 2008 beliau mengundurkan diri dari pabrik dan bekerja di Ponorogo. di kujunganku yang kedua inilah aku mulai belajar tentang hidup, aku mulai mengenal bagaimana berbaur dengan orang - orang baru dengan berbagai latar belakang budaya, mngenal bagaimana kehidupan anak terlantar kos, mengenal teman - teman keluarga baru di PSTP, mengenal canda tawa sedih senang bahagia, marah, dan yang paling berkesan, mengenal cinta dan sakit hati. semua itu bercampur menjadi satu.
    tak terasa sudah setahun lebih aku tinggal di surabaya, kota impianku sejak kecil. dimataku surabaya adalah rumah kedua setelah Ponorogo. di kota inilah aku belajar, di kota inilah aku mengenal kalian, di kota inilah proses pendewasaanku berlangsung.  satu kata "walaupun berbeda, tetap satu cinta "Surabaya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar